Sabtu, 11 Desember 2010

Bencana Moral I

Sudah banyak sekali bencana alam yang menimpa bangsa Indonesia ini, dari Tsunami sampai gunung meletus. Korban – korban berjatuhan membuat bumi pertiwi ini menangis.  Sebenarnya masih ada bencana yang lebih mengerikan dari bencan alam tersebut, yaitu bencana moral.

Semakin hari moral dari bangsa yang bermoralkan pancasila ini semakin menurun secara menyeluruh di tingkat sosial masyarakat. Kenyataan yang pahit ini apakah tidak membuat kita berpikir dan berintrospeksi diri, bagaimana kehidupan bangsa ini kedepannya. Sekarang kita tidak merasa malu apabila kita melakukan sebuah kesalahan atau perilaku yang melanggar norma.

Tanpa disadari bencana moral akan terus menerjang kehidupan bangsa Indonesia dan tidak akan pernah bisa dihentikan, hanya berusaha menguranginya. Mungkin tidak semua tapi sudah kebanyakan lembaga kependidikan seperti sekolah atau perguruan tinggi yang diharapkan sebagai media untuk mengurangi bencana moral tersebut, malah menjadi tempat berkembang biaknya, dan terus menjadi lebih kompleks masalah ini.


Pemerintah yang seharusnya menjadi contoh masyarakat serta memecahkan masalah ini, justru menjadi pelaku. Indonesia merupakan peringkat ketiga dari Negara terkorup. Sungguh bukan prestasi yang membanggakan bukan. Sebenarnya pernyataan bahwa korupsi sudah mendarah daging di Indonesia memang benar adanya dari tingkat pemerintah hingga orang biasa. Memang kalau melihat secara nominal, korupsi di tingkat pemerintah adalah juaranya. Tapi besar kecilnya nominal tetap saja disebut korupsi. Kita juga tidak bisa terus menyalahkan pemerintah yang melakukan korupsi, padahal kita sendiri juga merupakan pelaku korupsi. Sebagai contoh, saat kita ditilang oleh polisi, kita secara tak sadar juga melakukan tindak korupsi yaitu suap – menyuap dengan oknum tersebut, atau contoh lain, demi anaknya bisa sekolah di sekolah unggulan, orang tua anak tersebut tidak segan – segan “membayar” lebih.

Sungguh ironi kedua kejadian diatas terjadi pada lembaga – lembaga negara yang seharusnya melawan korupsi. Kondisi perekonomian yang membuat cara pandang masyarakat yang menjadi matrealis inilah yang semakin menyuburkan “virus” korupsi di Indonesia. Tapi janganlah selalu menyalahkan keadaan, karena kita sebagai pelaku harus berpikir dan berintrospeksi. Selain kedua lembaga tersebut, masih banyak tindak korupsi di Indonesia yang mungkin terlalu panjang dan memalukan untuk di jelaskan.

Mahasiswa

Mahasiswa merupakan calon – calon penerus bangsa. Mereka remaja yang sudah dianggap matang, dididik dan digembleng di Perguruan – perguruan Tinggi baik swasta maupun negeri, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Para orang tua tidak segan-segan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit demi pendidikan, gelar, atau hanya sekedar gengsi saja.

Sudah menjadi sebuah keharusan kalau pemerintahan akan terus berjalan dan para mahasiswa ini yang akan menjadi pelakunya kelak. Dengan kenyataan demikian kehidupan remaja yang telah menjadi mahasiswa harus berubah atau berkembang yang tentunya kearah yang baik, karena jika tidak, mau jadi apa bangsa ini di dunia globalisasi kelak.

Jika dilihat kenyataan demikian, semakin berat beban yang akan dipikul oleh mahasiswa – mahasiswa penerus bangsa. Sungguh tidak mungkin juga menyerahkan tanggungjawab membentuk para penerus bangsa ini hanya kepada Perguruan Tinggi saja, karena banyak sekali faktor – faktor yang akan membentuk kepribadian para penerus bangsa ini, sebut saja lingkungan sebagi contoh.

Lingkup terkecil dari faktor pembentuk kepribadian yaitu keluarga. Semua orang mungkin juga sudah mengetahui, tapi tahu saja tidak cukup, kita juga harus memahaminya, karena kenyataannya sekarang beberapa pelanggaran sosial yang dilakukan remaja terjadi disebabkan kurangnya filter keluarga yang merupakan tahap pertama. Sebagai contoh, orang tua yang tidak memberikan contoh yang baik akan mudah ditru juga oleh anaknya dan akan terus berkembang.

Kemudian lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup besar juga. Misalnya, sebuah keluarga yang sudah baik namun mereka tinggal di lingkungan orang-orang yang berperilaku tidak baik, maka lambat laun anak – anak mereka pun akan terpengaruhi, karena sudah menjadi hukum alam, kalau keburukan akan lebih cepat menyebar dibanding dengan kebaikan. Jadi bila mahasiswa tidak pandai dalam memilih teman atau suatu komunitas, maka dapat terpengaruh juga pada akhirnya. Kalau sudah begitu, maka siapa yang akan memikul tanggungjawab bangsa Indonesia kelak.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama, dan dalam agama sudah tertera norma – norma sosial atau kehidupan yang sangat mengikat tidak seperti hukum yang dibuat oleh manusia. Jadi agama merupakan filter yang paling penting, sudah semestinya para penerus bangsa ini lebih mendekatkan diri kepada-Nya, lebih mempertebal imannya, karena dengan iman kita bisa melindungi diri dari pengaruh – pengaruh yang kurang baik di lingkungan. Dengan demikian akan terbentuk kepribadian penerus bangsa yang sesuai harapan dan bangsa Indonesia menjadi maju dan dapat bersaing di arena internasional. 

Jumat, 29 Oktober 2010

Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma merupakan salah satu Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia. Memang Universitas Gunadarma hanya Perguruan Tinggi  Swasta yang mungkin masih dipandang sebelah mata oleh orang-orang, khususnya para calon mahasiswa baru. Kendati demikian Universitas Gunadarma menempati urutan ke-empat sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia, berarti sudah tidak perlu diragukan lagi mengenai akreditasi Universitas Gunadarma.

Sejak awal berdiri Universitas Gunadarma sudah berkonsentrasi di bidang Informatika, jadi tidak heran kalau sampai saat ini masih yang terbaik di bidang IT atau Informatika. Lulusannya sudah sangat di percaya oleh perusahaan-perusahaan domestik maupun luar. Jadi tidak berlebihan kalau menyebut Universitas Gunadarma sebagai WCU(World Class University), karena telah bekerjasama dengan beberapa Universitas luar negeri.

Semakin tahun semakin banyak mahasiswa yang masuk di Universitas Gunadarma. Maka dari itu Universitas Gunadarma memberikan banyak fasilitas untuk menunjang perkuliahan para mahasiswa Gunadarma.

Berikut saya akan menjelaskan beberapa fasilitas dari website Universitas Gunadarma :
1.      BAAK online, merupakan biro yang menangani aspek-aspek penyelenggaran proses belajar-mengajar srta administrasi akademik. Pada website Baak kita bisa tahu informasi mengenai perkuliahan, seperti jadwal PTA/ATA jadwal kuliah perkelas, mengetahui kelas kita, dan masih banyak lagi. Baak dapat diakses melalui, http://baak.gunadarma.ac.id.
2.      Studentsite, semua mahasiswa wajib mempunyai akun studentsite ini, karena dari akun ini banyak informasi-informasi dari kampus dikirim lewat studentsite, seperti seminar, info lowongan kerja, dan mungkin tugas-tugas yang dikirimkan dosen. Studentsite dapat diakses melalui, http://studentsite.gunadarma.ac.id.
3.      Wartawarga, merupakan wadah untuk saling bertukar informasi antar mahasiswa, baik yang masih aktif maupun yang sudah lulus, selain itu kita juga bisa mengirim tulisan-tulisan kita disini. Wartawarga dapat diakses melalui, http://wartawarga.gunadarma.ac.id.
4.      Staffsite, website tidak kalah pentingnya dari website-website lainnya di gunadarma. Staffsite merupakan akun dari staff-staff di Universitas Gunadarma baik pengajar maupun staff. Disini biasanya dosen-dosen mengunggah materi kuliah mereka, jadi mahasiswa dapat mengunduh materi untuk dipelajari. Staffsite dapat diakses melalui, http://staffsite.gunadarma.ac.id.
Sebenarnya masih banyak website-website di Universitas Gunadarma yang untuk menunjang kegiatan perkuliahan, tapi saya hanya menyebutkan sebagian yang menurut saya lebih penting dari yang lain. 

Minggu, 10 Oktober 2010

Ukuran Bumi

Ketika orang-orang berdiri dan mulai berjalan, mereka merasa tidak ada tekanan ke atas atau ke bawah. Duduk, berjalan, dan berlari adalah aktivitas yang sangat biasa. Namun setiap kali orang terlibat dalam kegiatan tersebut, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa mereka menolak gaya gravitasi yang sangat.kuat.

Alasan yang paling penting dalam hal ini adalah ukuran Bumi. Jika ukurannya sedikit lebih kecil, maka gravitasi akan jauh lebih lemah, atmosfer planet akan terpecah dan menghilang, dan kita tidak akan mampu untuk tetap stabil di dunia. Jika bumi lebih besar, gravitasi akan cukup meningkat dan berbagai gas beracun akan membuat atmosfer kita mematikan. Bahkan jika kita berhasil untuk melindungi diri dari gas, kita tidak akan mampu bergerak.

Namun sepertinya masalah tidak pernah muncul, karena ukuran bumi telah ditentukan dengan cara yang memungkinkan bagi kehidupan manusia. Kondisi yang menggabungkan secara halus di mana tidak ada cara bahkan satu dari mereka bisa muncul secara kebetulan. Para ilmuwan telah menghitung kemungkinan peristiwa semacam itu sebagai 1 dalam 10.123,1 Jelasnya, pembentukan secara kebetulan dari lingkungan yang cocok bagi kehidupan adalah tidak mungkin.

Apakah Allah menghendaki demikian, Dia bisa membuat bintang dan planet yang cocok untuk kehidupan, mengatur hal-hal sehingga manusia tidak perlu makan atau minum, gas untuk bernapas dalam ukuran tertentu, atau gravitasi atau Matahari. Tapi Allah, Yang menciptakan semua yang ada, menghendaki untuk membawa semua kondisi secara terperinci yang diperlukan untuk kehidupan yang uar biasa untuk mengingatkan masyarakat bahwa Dia menciptakan dan mengendalikan segala sesuatu dan memberikan kita kesempatan untuk menghargai kekuasaan-Nya yang tak terbatas dan kembali kepada-Nya:

Dia Pemilik kerajaan langit dan bumi milik. Dia tidak memiliki anak laki-laki, dan Dia tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya. Dia menciptakan segala sesuatu dan menetapkan ukuran-ukurannya dengan cara yang tepat. (QS. Al-Furqan, 2)

sumber : http://us3.harunyahya.com/Detail/T/724BBCSO189/productId/26597/UKURAN_BUMI