Kamis, 20 Januari 2011

Saat Jauh Menjadi Dekat dan Dekat Menjadi Jauh

Dalam beberapa tahun belakangan ini, sedang marak tren situs jejaring sosial. Perkembangan situs jejaring sosial di Indonesia sendiri cukup pesat dengan semakin murahnya biaya internet. Selain itu hampir sebagian masyarakat ibu kota sudah mengenal internet.

Di Indonesia sendiri, pengguna situs jejaring sosial cukup beragam dari sisi usia. Jumlah penggunanya di Indonesia sudah termasuk yang paling banyak di Asia, bahkan tingkat dunia. Semakin tahun, semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaringan internet. Kalau dulu, untuk terhubung dengan jaringan internet harus menggunakan computer, sekarang bisa dengan handphone.

Saat ini, internet hanya  dalam genggaman tangan. Dengan media handphone, kita sudah dapat terhubung dengan dunia luar. Sebagai contoh, dengan situs jejaring sosial, kita bisa berkomunikasi atau bertukar informasi dengan teman yang berada di tempat yang jauh dan dengan biaya yang murah.

Selain dengan sederet kebaikan dari internet, khususnya situs jejaring sosial, tentunya juga terdapat keburukannya. Memang dengan situs jejaring sosial kita bisa selalu menjalin tali silaturahmi dengan teman, tetapi karena komunikasi hanya dilakukan dalam bentuk kata – kata dan dengan media, tentu bila terus – menerus begitu, kita akan gagap sosial atau kesulitan melakukan interaksi secara langsung.   

Rabu, 19 Januari 2011

Tugas ISD 4 (Kepribadian)

Setiap individu terlahir dalam berbagai keadaan yang tidak bisa di tentukan oleh individu itu sendiri. Lahir dalam sebuah keluarga, individu tersebut mendapat peranan sosial sebagai anak yang mempunyai hak dan kewajiban yang harus dijalankan secara seimbang. Di samping  sebagai seorang anak, individu mempunyai peran sebagai pelajar atau pekerja yang tentunya memiliki hak dan kewajiban. Sebagai warga negara, individu mempunyai hak dan kewajiban terhadap bangsa dan negara.

Dalam artikel ini, penulis yang juga sebagai individu yang taat dan patuh dengan hak dan kewajiban yang telah dibebani sejak lahir, akan menjelaskan peranan sosial penulis dalam lingkugan sosial. Terlahir dalam keluarga muslim, menjalani berbagai peran dalam lingkungan sosial, sebagai anak yang harus patuh kepada orang tua, lalu sebagai pelajar yang tentunya memiliki kewajiban belajar dan kemudian sebagai seorang muslim yang harus meningkatkan iman dan taqwanya. Sekaligus dalam 3 lingkungan sosial, keluarga, sekolah dan agama.

Selain peranan sosial yang bersifat permanen, ada juga yang bersifat sementara, seperti yang sedang dijalankan oleh penulis. Sebagai mahasiswa, tentunya memiliki kelas yang didalamnya turut mengambil peran  sosial di dalamnya, baik dalam bentuk kelompok belajar maupun bermain.

Dan pada akhirnya penilaian tentang bagaimana peran penulis dalam setiap lingkungan sosial yang di jalankannya, akan lebih baik jika para pembaca sekalian yang memberikan apresiasi tersebut, karena penilaian akan lebih obyektif.

Tugas ISD 3 (Masyarakat Indonesia)

Dalam sebuah kehidupan sosial selalu ada masalah sosial dengan masyarakat sebagai pelakunya. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang menempati suati wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma tertentu dalam waktu yang cukup lama. Norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial. Norma dibuat untuk melaksanakan nilai – nilai yang ada didalam masyarakat yang telah di anggap baik dan benar.

Lain masyarakat, lain pula norma yang berlakunya, karena masalah sosial yang timbul dalam suatu kehidupan sosial tentunya berbeda – beda. Di Indonesia terdiri dari berbagai suku dan bangsa yang tentunya norma terhadap masalah sosialnya berbeda di tiap daerahnya, seperti contoh, tata cara dalam makan antara daerah satu dengan yang lainnya akan berbeda.

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

Dan belakangan ini sering muncul masalah – masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat, dari yang antar individu maupun antar kelompok. Sebagai contoh para pelajar yang seharusnya menjadi harapan bangsa justru sering terlibat dalam tawuran antar sekolah atau bentrokan antar kelompok agama.

Selasa, 18 Januari 2011

Tugas ISD 2 (Kemampuan Personal)

Setiap individu lahir dengan bakat atau kemampuan masing – masing. Kemampuan tersebut sudah semestinya diolah serta dikembangkan dengan sebaik – baiknya. Kemampuan personal sendiri mempunyai hubungan yang dekat dengan kehidupan sosial. Maka kemampuan seseorang mempunyai pengaruh dalam kehidupan sosialnya.

Selalu ada yang buruk bila ada yang baik, manusia selalu dihadapkan dengan kedua pilihan tersebut. Semua yang dilakukan oleh manusia, baik atau buruk, akan selalu memberikan dampak bagi yang melakukannya, hal tersebut bisa disebut dengan tingkah sosial. Manusia merupakan mahkluk sosial, manusia selalu dituntut untuk berbuat baik, walaupun dia lebih suka dengan perbuatan buruk. Semua kembali kepada kemampuan personalnya dalam membaca lingkungannya.

Sebagai mahkluk sosial, manusia tentunya beradab, dengan begitu semuanya sudah diatur dalam norma – norma. Disusunnya norma – norma itu bertujuan untuk mengawasi semua tingkah sosial manusia itu. Dengan begitu manusia tahu kemana dan bagaimana mengembangkan bakat yang sudah diperoleh sejak lahir.    

Tugas ISD 1 (Demokrasi)

Indonesia merupakn salah satu negara yang menganut paham demokrasi. Definisi dari demokrasi sendiri adalah bentuk kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi dapat kita pandang sebagai suatu mekanisme dan cita – cita hidup berkelompok yang di dalam UUD 1945 disebut kerakyatan. Demokrasi dapat dikatakan merupakan pola hidup berkelompok di dalam organisasi negara, sesuai dengan keinginan orang – orang yang hidup dalam kelompok tersebut.

Salah satu contoh dari demokrasi di Indonesia adalah organisasi. Dalam UUD 1945 pasal 28-E ayat 3 berbunyi, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat” . Jadi kita mempinyai kebebasan untuk membentuk suatu organisasi.
Dalam masyarakat ada banyak jenis organisasi, dari mulai organisasi kepemudaan (OSIS, Karang Taruna, dll.), organisasi keagamaan, organisasi kedaerahan, hingga organisasi politik. Semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memajukan negara Indonesia walaupun cara yang berbeda – beda.

Tapi kemudian karena mempunyai kebebasan, mereka bertindak di luar norma atau yang bersifat negatif. Organisasi dijadikan sebagai alat untuk memperkaya diri, lalu tindakan yang berlebihan dan cenderung anarki saat mengeluarkan aspirasi (demonstrasi), dan yang belakangan ini sering terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain terjadi perpecahan yang padahal seharusnya menjadi pemersatu bangsa.

SARA selalu menjadi alasan  yang menyebabkan terjadinya perpecahan. Perbedaan dalam negara ini semestinya menjadi semangat untuk membuat negara ini semakin bersatu.  

Bencana Moral II

Selain “budaya” korupsi yang sudah mengakar di Indonesia, masih ada lagi salah satu contoh dari bencana moral yang menimpa negri kita tercinta ini. Sudah menjadi rahasia umum dan mungkin semua orang sudah atau sedang mengalaminya, bahwa semakin hari kebudayaan asli Indonesia kian terkikis. Sangat ironi, budaya yang telah menyatukan dan membangun bangsa ini semakin terpinggirkan oleh bangsa ini sendiri bukan dari luar.
Budaya berasal dari bahasa Sanserkerta yang merupakan jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal, maka budaya dapat diartikan sebagai hal – hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke-generasi.

Dengan demikian budaya sangat erat dengan kehidupan manusia. Sebagai bangsa yang hidup di belahan bumi Timur, sudah selayaknya bahwa kita berbudaya sebagaimana orang Timur. Tapi yang terjadi sekarang, bangsa Indonesia lebih bangga memakai budaya yang kebarat-baratan. Budaya yang seharusnya diwariskan terus – menerus, malah ditinggalkan, dan apa yang terjadi dengan anak cucu kita kelak.

Indonesia mempunyai kebudayaan yang sangat beragam dengan 33 propinsi dan ribuan suku, memberikan warna pada Indonesia. Namun sayang, hanya sebagian orang yang menjaga kebudayaan itu, dan kebanyakan dari mereka adalah bukan pemuda selaku penerus bangsa. Dan yang lebih menyedihkan, kita baru akan mempertahankan kebudayaan kita, setelah kebudayaan kita itu diakui oleh negara lain. Padahal hal ini semestinya sudah dapat dicegah jauh hari.

Semoga pelajaran yang telah dialami bangsa ini dapat dijadikan acuan untuk lebih menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia oleh seluruh rakyat Indonesia, khususnya kita sebagai penerus bangsa.